Friday, April 9, 2010

5 Penyebab Utama Penolakan Membeli Produk

Personal Selling adalah bagian dari strategi marketing perusahaan yang merupakan langkah konkret dalam membangun penjualan langsung dan bertujuan bertemu dengan masyarakat. Dalam kaitan ini sang sales atau pelaku marketing mempunyai kesempatan untuk secara langsung mengetahui sejauh mana produk atau layanan direspon secara cepat oleh masyarakat entah itu dalam bentuk penolakan atau persetujuan membeli.

Strategi marketing yang perfect tentu sudah membekali tim secara langsung dalam proses personal selling dengan antisipasi lapangan dan taktik membujuk yang relevan, sopan dan efektif. Namun masyarakat tetap saja boleh menolak, karena secara umum budaya, kemampuan dalam masyarakat mampu mempengaruhi keputusan.

Di bawah ini ada 5 alasan utama kenapa masyarakat menolak produk atau layanan Anda:

1. Harga
Harga merupakan faktor penting dalam pengambilan keputusan penolakan sebuah produk. Memang harga bisa dikompromi, secara umum kompromi ada 2, Pertama kompromi teradap harga, wujudnya diskon, namun diskon bukanlah faktor utama pelangkap harga. Kedua pola pembayaran, kredit 1-3 kali atau 1-3 bulan,merupakan bentuk toleransi terhadap harga, dan secara umum kredit 3 bulan dari sisi perusahaan mungkin tidak secara langsung mengurangi harga, namun secara perputaran uang sebenarnya menambah beban efektitas perputaran modal, return of investment. Selain harga juga dipengaruhi oleh empat faktor lainnya.

2. Loyalitas Pada Pemasok Lama
Ketika dalam proses penawaran yang bersifat personal selling, maka uji coba produk langsung merupakan langkah yang baik dalam strategi memasarkan produk karena masyarakat terkadang lebih nyaman dengan pemasok lama yang proses transaksi terbukti dalam sekian waktu. Loyalitas terhadap pemasok lama merupakan tantangan yang nyata saat ini, kecuali barang adalah benar-benar baru dan belum lama diketahui oleh masyarakat. Strategi lain di lapangan yaitu bahwa Anda sebagai pemasok kedua tetap dapat memberikan layanan sebaik pemasok sebelumnya plus bonus yang ditambahkan, bonus tidak harus uang.

3. Tak Mampu Membuat Keputusan
Sales yang paham betul akan aturan-aturan personal selling sangat memahami bahwa ketika menawarkan kepada masyarakat sering terjadi penolakan sesaat karena tidak mampunya calon pelanggan untuk memutuskan, untuk itu jangan terlalu memaksa, dan ada kesan mengejar, cobalah dengan mencari tahu kemungkinan pelaung pertemuan kedua, ketiga baik dengan mengoleksi nomor hp, email, alamat rumah dan sahabatnya.

4. Faktor Produk Yang Kurang Kompetitif
Banyak produk yang ditawarkan ke masyarakat adalah produk inovasi yang hebat, namun bukan produk yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Produk yang hebat adalah produk yang mampu bersaing saat ini dan akan datang karena tolak ukur kompetensi barang di era sekarang adalah pembuktian, visualisasi dan penjelasan teknis.

Untuk itu jika suatu produk masih baru atau belum popular, maka pahamilah kualifikasi teknis dan spesifikasinya agar dengan memahami dua hal tersebut mampu jadi alasan untuk membujuk, selain dari fisik barang tersebut. Produk yang kurang kompetitif bisa dikamuflase dengan faktor lain yang kompetitif walau itu sekedar informasi tambahan.

5. Tidak Menyukai Perusahaan, Sistem Dan Penjualnya
Ketika sebuah perusahaan menerapkan strategi marketing dengan memproduksi susu yang berbeda-beda sampai 5 produk susu, maka ketika salah satu produk bermasalah dan terbukti membuat masyarakat resah maka kemungkinan 4 produk lainnya akan memancing respon dari masyarakat dan bisa saja respon itu negatif, takut mengkonsumsi 4 lainnya.

Contoh lain, seseorang suka sekali dengan produk herbal tapi paling tidak suka jika membeli lewat rantai MLM karena selain strategi bisnis, strategi marketingnya lewat sistem tertentu, juga penjualnya belum tentu paham betul akan penyakit. Paham tentang produk obat mungkin bisa, namun terhadap penyakit tidak semua bisa mengkorelasikan antara penyakit yang komplek dengan produk yang statis terbukti distributor satu dengan yang lain bisa berbeda rekomendasinya walau hanya untuk satu penyakit yang sama.


No comments:

Post a Comment